@article{Mandala_Iskandar_2017, title={Active Queue Management (AQM) Performance Analysis Based On Controled Delay (CoDel) Against Bufferbloat On Real-Time Aplication}, volume={2}, url={https://socj.telkomuniversity.ac.id/ojs/index.php/indojc/article/view/139}, DOI={10.21108/INDOJC.2017.2.1.139}, abstractNote={<span><em>Bufferbloat </em><span>merupakan salah satu kondisi buffer dengan ukuran besar yang cenderung<br /><span>selalu penuh dan menyebabkan antrian panjang didalam buffer, jika hal ini terjadi secara<br /><span>terus-menerus maka dapat menyebabkan jeda transmisi yang tinggi. <span><em>Bufferbloat </em><span>sering<br /><span>terjadi pada aplikasi berbasis real-time. <span><em>Active Queue Management </em><span>(AQM) merupakan<br /><span>salah satu cara untuk menangani terjadinya <span><em>bufferbloat., </em><span>AQM umumnya menggunakan<br /><span>algoritma Drop Tail untuk menangani kondisi antrian panjang dalam buffer router di<br /><span>jaringan. Namun demikian, performansi AQM berbasis Drop Tail kurang dapat<br /><span>diandalkan karena jeda transmisi dalam keadaan <span><em>bufferbloat </em><span>masih tinggi. Telah banyak<br /><span>studi dilakukan untuk menangani <span><em>bufferbloat</em><span>, seperti Drop Tail, Random Early Detection<br /><span>(RED) dan Controlled Delay (CoDel). Dari riset yang telah dilakukan tersebut masih sulit<br /><span>ditemukan performasi algoritma terbaik dalam menangani <span><em>bufferbloat</em><span>. Untuk hal tersebut,<br /><span>paper ini menyajikan studi performansi penanganan bufferbloat menggunakan ketiga<br /><span>algoritma diatas. Dalam studi ini, video streaming digunakan sebagai <span><em>traffic </em><span>uji untuk<br /><span>menentukan performansi algoritma terbaik dalam mengatasi <span><em>bufferbloat</em><span>. Sedangkan<br /><span>metriks uji yang digunakan dalam riset ini adalah <span><em>latency</em><span>, <span><em>throughput </em><span>dan <span><em>packet-loss</em><span>.<br /><span>Analisa hasil pengujian mengambil 3 hasil terbaik dalam setiap percobaan. Hasil<br /><span>pengujian menunjukan performansi algoritma CoDel jauh lebih baik dalam menangani<br /><span><em>latency </em><span>yang tinggi pada kondisi bufferbloat dibandingkan RED dan Drop Tail. Namun<br /><span>untuk <span><em>packet-loss </em><span>dan <span><em>throughput </em><span>performansi RED dan Drop Tail masih unggul<br /><span>dibanding algoritma CoDel</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span&gt;}, number={1}, journal={Indonesia Journal on Computing (Indo-JC)}, author={Mandala, Satria and Iskandar, Muhammad Noer}, year={2017}, month={Mar.}, pages={119-130} }